Jumat, 21 Agustus 2009

INGINKU



Ingin kulari ke situ, biar tak usah susah payah kupilah-pilah suaramu di antara suara yang lain-lainnya.
Ingin kuberanjak dari dudukku, biar tak usah capai kutunggu munculnya.
Ingin kukatakan sesuatu, biar bibir ini tak menggigit dirinya sendiri.
Ingin kutersenyum dengan bebas, biar hati ini tak mencelos.
Ingin kuberlama-lama menghujamkan mata, biar hatiku tak berdemo menuntut kemerdekaan.
Ingin kulangkahkan kakiku, tapi kakiku tetap berayun-ayun di bawah bangku.

***

Seperti pencuri saja. Harus beginikah untuk bisa membaca kata-kata itu? Ingin juga kucuri tulisan-tulisan itu. Jika bincang tak bisa kumiliki, lalu dengan apa lagi aku bisa menghadirkanmu? Jika berjalan-jalan dengan mataku malah makin mengikis absurditasku, dengan absurditas itu sendiri. Ingin. Jika. Ingin. Jika. Jika saja bisa kuminta. Jika saja bisa kupunya. Jika tidak, mungkin kucuri. Apa? Apanya? Yang diminta. Yang dipunya. Yang dicuri. Apanya? Apa yang sedang kumiliki, kecuali yang mengikisku ini?

Tidak ada komentar: