Jumat, 21 Agustus 2009
Inginku Mulai, Barangkali Seraya Mengakhiri
20 Agustus'09 - 20.49
Seorang sobat kerap berkata, “Selalu kuakhiri sebelum kumulai.” Karena kesenasiban barangkali kata-katanya itu menenangkan. Memberi ruang bagiku yang belum juga menyelesaikan mendengarkan lagu yang selama ini mampir ke telinga. Pernah barangkali lagu itu selesai, dengan coda yang senada dengan intro; dengan bantuan seseorang yang adalah lagu itu sendiri; intro yang tak kucipta, dengan coda yang kucipta; sama dan berbeda di saat yang sama; awal dan akhir yang adalah sama sekaligus berbeda; tapi tidak utuh sama sekali; tidak; sama sekali. Terimakasih untuknya, karenanya sempat kudengarkan sebuah lagu penuh, meski tidak utuh.
Hari ini kudengar laguku sendiri. Lagi-lagi. Intronya kucipta sendiri, tapi baitku tak juga mendendang. Lagi-lagi. Dimana lagu ini tak kan selesai? Betapa pesimisme itu mengakrabiku. Betapa aku lelah melarikan diri, mencari nada-nada lain yang tak juga habis kuselesaikan sampai coda. Kubiarkan berhenti; kadang di bait pertama, kadang di refrain kedua, kadang di melodi tengah. Kutinggalkan supaya bambu-bambu mencipta melodi sendiri menyelesaikan sisanya. Atau buai angin dalam gesek dedaunan. Atau gemericik air di antara batu-batuan. Kenapa harus, selalu? Kenapa kau lari anak ingusan? Lari, lalu menangis sendiri. Apa yang kau cari? Apa yang kau takuti? Apa yang kau rindukan? Sampai kapan? Sesuatu yang barangkali aku tahu jawabnya dimana. Tanya itu makin nekad menyusup petangku kali ini. Dan tulisanku berharap dapat mengusirnya jauh, supaya aku tidur nyenyak seperti biasa.
Setidaknya beberapa bait saja melagu, selanjutnya mungkin kuakhiri sendiri, sampai coda. Entah kapan, pada saat waktu tergesa-gesa memindahmu dari ruang ini, ingin kumulai, barangkali, seraya mengakhiri. Satu lagu untukmu dan aku mungkin bisa berlari, lagi. Sebut aku pengecut. Setidaknya ingin kuselesaikan laguku, hanya supaya kau tahu ia ada. Untuk tahu lagumu untuk siapa, laguku buatmu nantinya, aku tak harus tahu meski ingin. Apa ini yang kutakuti? Maka aku berlari? Apa yang kucari? Apa yang kurindukan?
Tak kan utuh, mungkin, tapi ada sebuah lagu, entah kapan. Aku sangat ingin sebuah lagu yang panjang, dengan nada dan bait yang tak harus kutulis sendirian, dan akhir yang tak harus kuakhiri sendirian, tapi itu tak mendesak. Hanya saja, lagu macam itu sering mengganggu malamku. Dan tulisan malam ini tak akan menyelesaikan lagu apa-apa, tapi membantuku terlelap.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar